Akhirnya… hari ini adalah hari terakir dalam project 7 hari menulis dari dan untuk diriku sendiri. Ternyata setelah kembali ke lingkungan dengan mobilitas yang rata-rata menengah ke bawah, aku masih bisa konsisten dengan apa yang selama ini aku bangun. Memasang target dan berusaha menepatinya. Biasanya setelah pencapaian goal yang aku lakukan, aku akan memberi reward kepada diriku sendiri dan sekarang sepertinya aku akan memikirkan untuk mengambil me time agar aku bisa melakukan apa yang aku sukai. Jangan dikira menyelesaikan project 7 hari menulis ini merupakan hal yang mudah untukku. Pertama karena sudah lama tidak melakukannya, aku seperti kembali memulai sesuatu dari awal. Ada rasa canggung dan semuanya tidak bisa mengalir dengan mudah. Berbeda ketika aku masih rajin menulis dulu di blog ini atau ketika aku menjadi kontributor majalah Indonesia-Taiwan (INTAI) bahkan ketika aku mengisi beberapa artikel di web Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei. Bahkan demi mencapai target 7 hari menulis, terkadang malam-malam aku harus rela bangun dan merenungkan apa yang akan aku tuliskan pada hari itu dan itu butuh waktu lama… Yang pasti.. I did it…. and I am proud of myself… (kenarsisan tingkat dewa).
Pada hari terakhir ini aku sengaja menuliskan sesuatu yang istimewa. Tentang arti sebuah persahabatan. Aku ingin menuliskan orang-orang spesial yang hadir dalam hidupku. Orang-orang spesial itu adalah Eason, Mili, Sandra, Tina dan Laurien. Mereka spesial bukan karena mereka yang rela datang ke Indonesia hanya untuk mengulur waktu perpisahan kami, bukan.. bukan hanya itu. Mereka sangat spesial karena merekalah yang selalu ada disaat-saat terberat dalam masa studiku. Setiap harinya hampir sebagian besar waktuku akan aku habiskan dengan mereka, mulai dari jam 8 pagi sampai dengan jam 2 atau 3 dini hari. Banyak cerita yang kami ukir dan banyak kekonyolan yang kami lakukan. Aktifitas yang kami lakukan bukan hanya masalah pekerjaan di lab tapi juga untuk urusan makan, jalan-jalan, karaokean bahkan nge-gym pun kami lakukan bersama. Untuk masalah tameng hidup ketika aku ada masalah dengan hasil research-ku yang membuat Prof muka, mereka adalah ahlinya. Sering kali jika aku ada masalah Prof selalu memanggilku ke ruangannya dan menanyakan masalah apa yang aku alami, dan dengan tangan terbuka akan membantuku. Bagaimana Prof bisa tahu setiap masalah yang aku alami, kalau bukan mereka siapa lagi biang keroknya!!
Kemudian disaat perpisahan itu terjadi, ada rasa kehilangan yang begitu besar. Seperti ada lubang menganga di dalam hatiku. Tangis haru di bandara Adi Sutjipto tidak bisa kami bendung. Ada duka, ada lara tapi ada beribu kenangan manis yang enggan kami lupakan. Hampir setiap saat kami bertukar kabar dengan apa yang terjadi dalam hidup kami. Kebahagiaan dan duka sering kali kami bagikan hingga saat ini. Bahkan dua tahun setelah kepulanganku ke Indonesia kemudian aku kembali memutuskan kembali berkunjung ke Taiwan, mereka adalah orang-orang yang telah menungguku di hotel tempat aku menginap. Waktu kami habiskan dengan bercerita apa saja, membahas kebodohan di masa lalu dan menceritakan pencapaian apa saja yang ingin kami raih. Bahkan mereka tidak lupa dengan makanan dan minuman apa saja yang aku sukai dan sudah membawakanya ke hotel. Mereka masih sama tidak ada yang berubah. Sebenarnya kami pernah berjanji untuk selalu melakukan reuni setiap dua tahun sekali.. either aku yang berkunjung ke Taiwan, mereka yang datang ke Indonesia atau kita akan melakukan trip ke berbagai negara. Tapi manusia hanya berusaha dan Tuhan yang menentukannya. Sepertinya hal itu akan sulit kami wujudkan karena kesibukan yang kami miliki ditambah aku yang berada jauh dari pusaran dimana mereka berada.
Jujur… setiap kali mengingat mereka ada berjuta perasaan yang aku rasakan. Bahagia, sedih, bangga, haru, bersyukur dan berjuta rasa yang lainnya. Jika aku bisa meminta kepada Tuhan, ingin rasanya persahabatan ini akan berlanjut hingga nanti. Mungkin tidak hanya sampai ke kami tapi ke anak-anak kami nanti agar kami bisa bercerita kepada mereka betapa bodoh dan gilanya arti persahabatan yang kami miliki. Tuhan… peluk dan jagalah mereka seperti Engkau memeluk dan menjagaku. Aku titipkan mereka karena Engkau adalah penjaga terbaik yang aku miliki. I miss you so much my dears….
From Friends